MATEMATIKA BERSEDEKAH
Matematika sering kali diidentikan dengan ilmu pasti.
Dimana, hasil yang diperolehnya pasti tidak akan berdeda atau meleset, karena
untuk mencapai sesuatu yang pasti tersebut, matematika memiliki rumus. Dimana
rumus inilah yang nantinya akan menghasilkan sesuatu yang pasti. Meskipun rumus
atau cara untuk memperolehnya bebeda-beda, namun hasil dari rumus-rumus
tersebut tidak akan jauh dengan hasil dari rumus-rumus yang lain. Dengan
demikian maka memiliki rumus untuk mencapai sesuatu yang pasti mutlak
dibutuhkan.
Lain halnya dengan bersedekah, jika kita mengukur
hasil bersedekah pakai kacamata matematika, maka bisa dipastikan akan jauh
berbeda dari rumus awal yang digunakan matematika. Misalnya 1000.000-500.000,
maka jika kita menilainya dengan kacamata matematika, pastinya akan berkurang
menjadi 500.000. Perhitungan bersedekah berbeda dengan hitungan matematika yang
kita fahami selama ini. Matematika yang digunakan dalan bersedekah rumusnya
adalah “semakin banyak yang dikeluarkan, maka akan semakin banyak pula yang
akan kita dapatkan”. Keyakinan akan rumus ini mungkin baru dipercayai oleh
sebagian orang, namun yang pasti, ini adalah rumus dari yang maha memiliki
rumus, dan yang maha dahsyat perhitungannya, yaitu Allah SWT.
Berkaitan dengan matematika bersedekah, hal tersebut
telah tertuliskan didalam al Qur’an sejak 15 abad yang lalu. Seperti disebutkan
dalam Qs; al Baqarah: 265
“Dan perumpamaan orang-orang yang membelanjakan
hartanya karena mencari keridhaan Allah dan untuk keteguhan jiwa mereka,
seperti sebuah kebun yang terletak di dataran Tinggi yang disiram oleh hujan
lebat, Maka kebun itu menghasilkan buahnya dua kali lipat. jika hujan lebat
tidak menyiraminya, Maka hujan gerimis (pun memadai). dan Allah Maha melihat
apa yang kamu perbuat”.
Dan jug apada Qs: al Baqarah: 261
Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang
yang menafkahkan hartanya di jalan Allah[1][ adalah serupa dengan sebutir benih
yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat
gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. dan Allah Maha Luas
(karunia-Nya) lagi Maha mengetahui.
Dari keterangan 2 ayat diatas bisa kita ambil
kesimpulan, bahwasannya bersedekah yang kita lakukan dengan harapan hanya
mengharap ridho Allah SWT, maka harta yang kita sedekahkan akan berlipat ganda,
dan akan memberikan niknat kepada kita dari jalan yang tak disangka-sangka(kh).
[1]Pengertian menafkahkan harta di jalan Allah
meliputi belanja untuk kepentingan jihad, pembangunan perguruan, rumah sakit,
usaha penyelidikan ilmiah dan lain-lain.
Oleh : Muhammad Khoiri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar